Minggu, 07 Juli 2019

Ikan Hias untuk Perikanan di Era Revolusi Industri



Ikan Hias untuk Perikanan di Era Revolusi Industri
Lukmanul Hakim
Ikan hias adalah jenis ikan yang berhabitat di air tawar maupun di laut yang dipelihara bukan untuk konsumsi melainkan untuk memperindah panorama di ruang tamu atau taman. Keberagaman ikan hias di Indonesia sangat banyak, dimana ada salah satu ikan hias berjenis molly. Molly berasal dari semenanjung Yucatan di Meksiko. Sekarang ini ada banyak strain molly dari beragam bentuk sirip dan warna, termasuk yang bulat atau yang di kenal sebagai molly balon. Ikan molly masuk dalam satu suku dengan ekor pedang dan ikan platy yaitu suku Poecillidae. Ikan molly merupakan ikan hias air tawar yang menarik karena warnanya yang mengkilap, bentuk tubuh mungil dan menarik yang memancarkan daya tarik untuk memelihara di akuarium. Nama ilmiah ikan molly adalah Poecilia sphenops. Molly memiliki daya tahan tubuh yang cukup tinggi terhadap kondisi lingkungan, karena dapat hidup di perairan asin atau payau, namun perlu di ketahui ikan ini cukup rentan terhadap perubahan suhu.
Pada pemeliharaan ikan molly biasanya menambahkan sedikit garam laut untuk mengoptimalkan kesehatan ikan molly dan akan lebih baik jika akuarium ditambahkan tanaman air dalam jumlah banyak yang berfungsi sebagai tempat bersembunyi bagi larva dan sebagai pakan alami dari lumut-lumut yang tumbuh di tanaman air. Ikan molly dapat dipelihara bersama ikan lain yang berukuran sama atau lebih kecil seperti ikan platy, gurami kerdil, cupang betina, neon tetra dan guppy karena ikan molly ini bersifat pendamai.


Di alam liar ikan molly termasuk omnivora yang memakan segala jenis makanan, baik nabati maupun hewani. Tetapi, makanan utamanya yaitu lumut sehingga dapat mengurangi masa hidup ikan. Panjang ikan ini kurang lebih 10 cm. Membedakan jantan dan betina ikan molly sangat mudah. Ikan jantan berukuran lebih kecil dan ramping, sedangkan ikan molly betina jauh lebih besar dan gemuk di bagian perutnya di bandingkan jantan. Tahap budi daya ikan molly, yang pertama persiapan induk. Agar menghasilkan larva yang berkualitas, pada saat pemilihan induk harus benar-benar diatur sesuai strain yang diinginkan dan tidak asal pilih. Induk yang baik harus tidak cacat, sudah matang gonad dan sudah siap untuk di pijahkan. Apabila ingin menciptakan strain baru maka harus melalui uji coba di akuarium dengan beberapa indukan. Setelah diketahui, larva yang dihasilkan baik dan sesuai maka dapat mijahkan induk secara massal di kolam semen maupun di akuarium.
Tahap kedua yaitu persiapan wadah pemijahan, budi daya ikan molly dapat menggunakan akuarium maupun kolam. Pada wadah budi daya ikan ini perlu sekali memberikan tanaman air, seperti hydrilia yang akan berfungsi sebagai media tumbuhnya lumut, karena lumut merupakan pakan utama ikan molly. Selain berfungsi sebagai media tumbuh lumut yang merupakan pakan utama ikan molly. Tanaman air ini juga berfungsi sebagai (shelter) atau naungan cabang-cabang hydrilla sangat banyak sehingga dapat menciptakan banyak tempat untuk bersembunyi larva ikan molly dari gangguan induknya atau ikan lain yang berukuran besar. Ikan molly tidak memiliki tendensi untuk memakan larva mereka sendiri, tetapi sesekali masih dapat terlihat kebiasaan mengejar larvanya sehingga larva ikan molly berpotensi menyebabkan larva stress. Selain lumut, pakan hewani untuk ikan molly dewasa yaitu cacing pipih (tubifek) yang memiliki kandungan nutrisi baik untuk pertumbuhan. Sedangkan untuk larva ikan molly dapat menggunakan kutu air, karena kutu air memiliki kandungan protein kurang lebih 50% dari berat kering.
Menurut Kuncoro (2011: 240) Dapat dikatakan, ikan ini adalah ikan yang paling mudah di budidayakan dibanding ikan hias lainnya. Sifat kawinnya yang dominan justru kadang menyebabkan terlalu banyak stok menumpuk di kolam, jauh melebihi jumlah pesanan.
Langkah selanjutnya, Pengelolaan kualitas air. Ikan molly tidak sensitif terhadap kualitas air karena ikan molly sangat mudah untuk dipelihara, tanpa filter ikan molly dapat hidup sehat selama kepadatan ikan dalam akuarium atau kolam masih dalam batas toleransi. Suhu yang ideal berkisar 25-27oC dan pH (7-8), pastikan air disipon selama tiga hari sekali dan diendapkan selama sehari. Pada proses pemijahan, Induk jantan akan mendekati induk betina untuk proses mijah. Ikan molly betina mengalami proses (gonopodium) dimana terjadi kehamilan di dalam perut induk betina. Periode kehamilan akan lebih pendek saat suhu tinggi. Secara normal, masa mengandung induk molly berkisar 4-6 minggu tergantung pada shu dan ukuran benih. Dalam sekali beranak, induk akan mengeluarkan larva kurang lebih 40-50 ekor anakan, untuk dapat mijah dan beranak lagi induk molly memerlukan waktu 1-2 bulan.
Pembesaran benih atau larva, dapat dilakukan di akuarium atau di kolam untuk proses pembesaran benih atau larva ikan molly dan harus di pisah dengan indukan. Pada pemeliharaan di akuarium dengan naungan yang relatif sedikti, keseragaman ukuran benih atau larva akan menjamin keselamatan pembesaran. Sedangkan pembesaran dilakukan di kolam, benih atau larva tidak perlu diberi pakan karena di kolam terdapat plankton dan lumut yang menempel di dasar kolam. Pembesaran ikan molly dapat dilakukan selama sampai 2 bulan. Peluang pasar ikan molly tidak pernah surut, sejak ikan hias ada di Indonesia. Ikan molly selalu ada di pasar ikan hias bersama ikan platy, guppy dan cupang. Kendala budi daya ikan molly ini biasanya dijual dengan harga yang murah (Kecuali pada strain yang masih baru) seperti ikan molly strain baru yaitu black molly, sail fin molly, lyre tail molly, dalmatin molly, white molly dan molly balon. Sehingga ikan molly tersebut paling banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia, baik oleh orang dewasa maupun anak kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar