Ikan Hias untuk Perikanan di Era Revolusi
Industri
Lukmanul Hakim
Ikan
hias adalah jenis ikan yang berhabitat di air tawar maupun di laut yang
dipelihara bukan untuk konsumsi melainkan untuk memperindah panorama di ruang
tamu atau taman. Keberagaman ikan hias di Indonesia sangat banyak, dimana ada
salah satu ikan hias berjenis molly. Molly berasal dari semenanjung Yucatan di
Meksiko. Sekarang ini ada banyak strain molly dari beragam bentuk sirip dan
warna, termasuk yang bulat atau yang di kenal sebagai molly balon. Ikan molly
masuk dalam satu suku dengan ekor pedang dan ikan platy yaitu suku Poecillidae.
Ikan molly merupakan ikan hias air tawar yang menarik karena warnanya yang
mengkilap, bentuk tubuh mungil dan menarik yang memancarkan daya tarik untuk
memelihara di akuarium. Nama ilmiah ikan molly adalah Poecilia sphenops. Molly memiliki daya tahan tubuh yang cukup
tinggi terhadap kondisi lingkungan, karena dapat hidup di perairan asin atau
payau, namun perlu di ketahui ikan ini cukup rentan terhadap perubahan suhu.
Pada
pemeliharaan ikan molly biasanya menambahkan sedikit garam laut untuk mengoptimalkan
kesehatan ikan molly dan akan lebih baik jika akuarium ditambahkan tanaman air
dalam jumlah banyak yang berfungsi sebagai tempat bersembunyi bagi larva dan
sebagai pakan alami dari lumut-lumut yang tumbuh di tanaman air. Ikan molly
dapat dipelihara bersama ikan lain yang berukuran sama atau lebih kecil seperti
ikan platy, gurami kerdil, cupang betina, neon tetra dan guppy karena ikan molly
ini bersifat pendamai.
Di
alam liar ikan molly termasuk omnivora yang memakan segala jenis makanan, baik
nabati maupun hewani. Tetapi, makanan utamanya yaitu lumut sehingga dapat
mengurangi masa hidup ikan. Panjang ikan ini kurang lebih 10 cm. Membedakan
jantan dan betina ikan molly sangat mudah. Ikan jantan berukuran lebih kecil
dan ramping, sedangkan ikan molly betina jauh lebih besar dan gemuk di bagian
perutnya di bandingkan jantan. Tahap budi daya ikan molly, yang pertama persiapan
induk. Agar menghasilkan larva yang berkualitas, pada saat pemilihan induk
harus benar-benar diatur sesuai strain yang diinginkan dan tidak asal pilih.
Induk yang baik harus tidak cacat, sudah matang gonad dan sudah siap untuk di
pijahkan. Apabila ingin menciptakan strain baru maka harus melalui uji coba di
akuarium dengan beberapa indukan. Setelah diketahui, larva yang dihasilkan baik
dan sesuai maka dapat mijahkan induk secara massal di kolam semen maupun di
akuarium.
Tahap
kedua yaitu persiapan wadah pemijahan, budi daya ikan molly dapat menggunakan
akuarium maupun kolam. Pada wadah budi daya ikan ini perlu sekali memberikan
tanaman air, seperti hydrilia yang akan berfungsi sebagai media tumbuhnya
lumut, karena lumut merupakan pakan utama ikan molly. Selain berfungsi sebagai media
tumbuh lumut yang merupakan pakan utama ikan molly. Tanaman air ini juga
berfungsi sebagai (shelter) atau
naungan cabang-cabang hydrilla sangat banyak sehingga dapat menciptakan banyak
tempat untuk bersembunyi larva ikan molly dari gangguan induknya atau ikan lain
yang berukuran besar. Ikan molly tidak memiliki tendensi untuk memakan larva
mereka sendiri, tetapi sesekali masih dapat terlihat kebiasaan mengejar larvanya
sehingga larva ikan molly berpotensi menyebabkan larva stress. Selain lumut,
pakan hewani untuk ikan molly dewasa yaitu cacing pipih (tubifek) yang memiliki kandungan nutrisi baik untuk pertumbuhan.
Sedangkan untuk larva ikan molly dapat menggunakan kutu air, karena kutu air
memiliki kandungan protein kurang lebih 50% dari berat kering.
Menurut
Kuncoro (2011: 240) Dapat dikatakan, ikan ini adalah ikan yang paling mudah di
budidayakan dibanding ikan hias lainnya. Sifat kawinnya yang dominan justru
kadang menyebabkan terlalu banyak stok menumpuk di kolam, jauh melebihi jumlah
pesanan.
Langkah
selanjutnya, Pengelolaan kualitas air. Ikan molly tidak sensitif terhadap
kualitas air karena ikan molly sangat mudah untuk dipelihara, tanpa filter ikan
molly dapat hidup sehat selama kepadatan ikan dalam akuarium atau kolam masih
dalam batas toleransi. Suhu yang ideal berkisar 25-27oC dan pH (7-8),
pastikan air disipon selama tiga hari sekali dan diendapkan selama sehari. Pada
proses pemijahan, Induk jantan akan mendekati induk betina untuk proses mijah.
Ikan molly betina mengalami proses (gonopodium)
dimana terjadi kehamilan di dalam perut induk betina. Periode kehamilan akan
lebih pendek saat suhu tinggi. Secara normal, masa mengandung induk molly
berkisar 4-6 minggu tergantung pada shu dan ukuran benih. Dalam sekali beranak,
induk akan mengeluarkan larva kurang lebih 40-50 ekor anakan, untuk dapat mijah
dan beranak lagi induk molly memerlukan waktu 1-2 bulan.
Pembesaran
benih atau larva, dapat dilakukan di akuarium atau di kolam untuk proses
pembesaran benih atau larva ikan molly dan harus di pisah dengan indukan. Pada
pemeliharaan di akuarium dengan naungan yang relatif sedikti, keseragaman
ukuran benih atau larva akan menjamin keselamatan pembesaran. Sedangkan
pembesaran dilakukan di kolam, benih atau larva tidak perlu diberi pakan karena
di kolam terdapat plankton dan lumut yang menempel di dasar kolam. Pembesaran
ikan molly dapat dilakukan selama sampai 2 bulan. Peluang pasar ikan molly
tidak pernah surut, sejak ikan hias ada di Indonesia. Ikan molly selalu ada di
pasar ikan hias bersama ikan platy, guppy dan cupang. Kendala budi daya ikan molly
ini biasanya dijual dengan harga yang murah (Kecuali pada strain yang masih
baru) seperti ikan molly strain baru yaitu black molly, sail fin molly, lyre
tail molly, dalmatin molly, white molly dan molly balon. Sehingga ikan molly
tersebut paling banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia, baik oleh orang
dewasa maupun anak kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar